Apakah Bunda Maria tetap Perawan ?

Bulan Mei adalah bulan yang cukup dikenal oleh umat Katolik sebagai bulan devosi untuk Bunda Maria.Bagi Kristen Katolik ada 4 dogma tentang Maria yaitu : "Maria dikandung tanpa noda,Maria tetap perawan,Maria diangkat ke surga,dan Maria Bunda Allah".Kali ini aku akan bahas tentang Maria tetap perawan..kali ini aku juga akan bahas dalam iman Protestan dan juga Iman Katolik.

Pada tahun 1517 seorang biarawan bernama Martin Luther memprotes akan praktik-praktik keagamaan Katolik yang menurutnya menyimpang dari Kitab suci ( seperti indulgensi,dogma-dogma,dan lain-lain ) sehingga muncullah ajaran Protestan,Luther mencetuskan bahwa Karna anugerah kita selamat (Sola Gratia ) ,hanya karna iman (Sola Fide),hanya berdasarkan kitab suci (Sola Scriptura),hanya melalui Kristus (Solus Christus),Hanya untuk kemuliaan Allah semata (Soli Deo Gloria)...Kemungkinan besar bagi umat protestan mereka hanya mengakui bahwa Bunda maria hanyalah Bunda Allah,karna Martin Luther biasanya dianggap sebagai orang yang memicu Reformasi Protestan. Dia menolak dogma inti Katolik seperti kepausan, transubstansiasi, dan bahkan bagian dalam Alkitab tradisional. Namun dia tetap mengakui doktrin keperawanan Maria selamanya,bahkan Ia juga tetap mengakui 4 dogma Maria dalam iman katolik.Ia berkata dalam khotbahnya : “Kristus, Penyelamat kita, adalah buah yang nyata dan alami dari rahim perawan Maria … Hal ini tanpa ada kerjasama dari seorang laki-laki, dan dia tetap seorang perawan setelahnya. […] Kristus … adalah satu-satunya Putra Maria, dan Perawan Maria tidak melahirkan anak-anak lain selain Dia. Saya cenderung setuju dengan mereka yang menyatakan bahwa ‘saudara-saudara’ yang dimaksudkan di sini adalah ‘sepupu-sepupu’, bagi Kitab Suci dan orang Yahudi selalu memanggil sepupu-sepupu dengan saudara-saudara.” (Khotbah tentang Yohanes).Selain luther,ada 3 tokoh protestan lainya,yang setuju bahwa Maria tetap perawan.

Seperti John Calvin,Ia memulai dengan apa yang kita kenal sekarang sebagai tradisi teologis Reformasi, yang menolak banyak dogma penting Katolik. Namun demikian, dia memberi peringatan kepada mereka yang menyempatkan untuk berdebat tentang hal itu semata-mata sebagai orang yang memiliki “kesukaan ekstrim akan perdebatan,” dia juga berpendapat bahwa mereka yang menolak bahwa Maria tetap perawan selamanya berdasarkan ayat-ayat Kitab Suci yang menyebutkan “saudara-saudari” Yesus, adalah orang-orang dengan “ketidaktahuan yang berlebihan. 


Yang ketiga adalah Huldrych Zwingli,
Huldrych Zwingli adalah seorang tokoh Reformasi dari Swiss selama masa hidup Martin Luther. Dia bukan hanya menolak otoritas Gereja, namun tidak seperti Luther, dia benar-benar lebih jauh lagi dengan menolak kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi seluruhnya.Namun dalam topik keperawanan Maria selamanya, dia menulis:“Saya sangat percaya bahwa Maria, berdasarkan sabda dalam Injil sebagai seorang Perawan murni yang melahirkan bagi kita Putra Allah dan dalam melahirkan dan setelah melahirkan selamanya tetap seorang yang murni, Perawan seutuhnya.”  

Dan yang terakhir adalah John Wesley yang memulai reformasi di Inggris.Ajaran dan pelayanan John Wesley menyebabkan pergerakan Metodis di seluruh dunia. Dia dengan keras menolak agama Katolik, namun keperawanan Maria selamanya bukan salah satu ajaran yang dia lihat sebagai masalah.Dalam suratnya kepada Katolik Roma, dia menulis:“Saya percaya akan Dia [Yesus] menjadi manusia, mempersatukan sifat manusia dengan Ilahi dalam satu pribadi; yang dikandung oleh tindakan tunggal dari Roh Kudus, dan dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang sama seperti sebelum dia melahirkan Dia, dan selanjutnya sebagai seorang perawan murni dan tak bernoda.” 

Nah dari kesimpulan diatas sesuai apa yang dikatakan oleh para tokoh reformasi gereja sangatlah benar dan Kitab Sucipun menulis hal itu.Yuk kita simak apa kata kitab Suci tentang keperawanan Maria.Gereja Katolik dan Gereja Protestan mengakui sejak semula bahwa Maria tetap perawan dikatakan juga dalam Kitab suci walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dalam Kitab Suci, namun hal ini dapat diketahui setidaknya melalui beberapa prinsip ini:
1. Allah menguduskan secara istimewa hal- hal yang berkenaan dengan tempat kediaman-Nya. Allah menguduskan tabut Perjanjian Lama yang berisikan manna, kedua loh batu dan tongkat imam Harun (lih. Kel 25 -31, Ibr 9:4), terlebih lagi Ia pasti menguduskan Maria, yang adalah tabut Perjanjian yang Baru yang mengandung Yesus Sang Roti Hidup (Yoh 6:35), Firman yang menjadi daging (Yoh 1:14), dan Sang Imam Agung (Ibr 8:1). Kitab Daniel mengisahkan bahwa Allah menghukum mati Raja Belsyazar yang menggunakan perkakas dari bait suci Yerusalem untuk dipakai minum-minum dengan tamu-tamunya (lih. Dan 5); juga Allah menghukum Uza yang menyentuh tabut perjanjian (2 Sam 6:6-7). Di Perjanjian Lama Allah juga melarang hubungan suami istri untuk alasan- alasan tertentu, misalnya para imam dilarang berhubungan dengan istrinya pada masa mereka melayani di bait Allah. Musa juga melarang umat Israel untuk berhubungan dengan istri mereka, pada saat ia naik ke gunung Sinai untuk menerima sepuluh perintah Allah (Kel 19:15). Maka ada keharusan pantang di sini untuk maksud yang sangat suci.
Selanjutnya, Nabi Yehezkiel juga pernah bernubuat bahwa tak ada seorangpun yang dapat melewati gerbang yang dilalui oleh Tuhan untuk masuk ke dunia (lih. Yeh 44:2). Nubuat ini berkaitan dengan keperawanan Maria yang tetap selamanya, sebab Kristus datang ke dunia melalui rahim Maria sebagai gerbangnya. Dengan demikian, tidak mengherankan jika pada saat Allah memenuhi Maria dengan rahmat-Nya (lih. Luk 1:28) demi perannya sebagai ibu Yesus, Allah telah menguduskan Maria secara istimewa, sehingga Maria dapat mempersembahkan keseluruhan tubuh dan jiwanya secara total untuk Tuhan.
2. Maria telah mempunyai nazar/ kaul untuk tetap perawan seumur hidupnya. Hal ini diketahui dengan tanggapannya ketika menerima kabar gembira, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” (“I know not man” (menurut Douay Rheims, terjemahan Vulgate- Mat 1:34)). Jika Maria tidak mempunyai kaul keperawanan, ungkapan ini menjadi aneh, karena pada kenyataannya ia sudah bertunangan dengan Yusuf. Istilah “know” dalam Kitab Suci tidak hanya berarti ‘mengetahui’ ataupun ‘mengenal’, tetapi dalam konteks suami istri, hal ini mengacu kepada hubungan suami istri, seperti halnya yang terjadi pada Adam dan Hawa: “And Adam knew Eve his wife; who conceived and brought forth Cain, saying: I have gotten a man through God.” (Kej 4:1) “Knew” di sini diterjemahkan oleh LAI dengan kata ‘bersetubuh’. Maka jika Maria mengatakan, “I know not man” artinya adalah ia tidak bersetubuh dengan laki- laki. Perkataan ini hanya masuk akal jika sejak semula Maria telah mempunyai kaul keperawanan, walaupun pada saat itu ia sudah bertunangan dengan Yusuf. Sebab jika Maria tidak mempunyai kaul keperawanan, sesungguhnya tidak ada yang aneh bagi seseorang yang sudah bertunangan menurut adat Yahudi untuk dapat mengandung dan melahirkan anak. Nazar/ kaul semacam ini dimungkinkan, seperti yang tertulis dalam Bil 30.
3. Keperawanan Maria juga melibatkan keperawanan Yusuf suaminya. Dikatakan bahwa Yusuf adalah ‘seorang yang tulus hati’ (Mat 1:19); ia juga adalah seorang yang takut akan Tuhan sehingga ia selalu taat akan kehendak Tuhan yang dinyatakan kepadanya lewat mimpi (lih. Mat 1: 24; 2:14). Maka, St. Hieronimus mengatakan bahwa St. Yusuf tidak akan berani mengganggu keperawanan Maria, karena mengetahui bahwa Roh Kuduslah yang telah menaungi Maria sehingga Kristus sang Putera Allah dapat menjelma menjadi manusia di dalam rahim Maria.
Kata ‘sampai’ di Mat 1:25, “Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki …,” tidak berarti bahwa setelah Maria melahirkan, maka Yusuf bersetubuh dengannya. Sebab kata ‘heos‘/ ‘sampai’ dalam bahasa Yunani tidak selalu mensyaratkan adanya perubahan kondisi setelah sesuatu itu terjadi. Hal ini terlihat di banyak ayat Kitab Suci, seperti pada Mat 28: 19-20, Yesus menyertai para murid sampai akhir zaman, namun tidak berarti bahwa setelah akhir zaman Yesus tak menyertai para murid-Nya. Demikian pula dengan ayat- ayat lainnya: Luk 1:80, Luk 20:43, 1 Kor 15:25, 1 Tim 4:13, 2 Sam 6:23.
4. Fakta dalam Injil menyatakan bahwa tidak mungkin Maria mempunyai anak- anak lain selain Yesus. Pada saat Yesus hilang di bait Allah (Luk 2:41-51) tidak dikisahkan adanya ‘adik- adik’ Yesus. Sebab jika Yesus mempunyai adik- adik, maka kepada merekalah mestinya Yesus mempercayakan ibu-Nya sebelum wafat-Nya, dan bukan kepada Yohanes rasul-Nya (lih. Yoh 19:26-27).

Dasar Kitab Suci

  • Luk 1:34: “I know not man” (Douay Rheims, terjemahan Vulgate)/ “aku tidak bersuami”.
  • Yeh 44:2: Pintu yang dilewati Tuhan tidak dapat dilewati oleh orang lain.
  • Bil 30: Nazar seorang perempuan (termasuk untuk menjaga keperawanan).
  • Luk 2:41-51: Pada saat Yesus hilang di bait Allah tidak dikisahkan adanya ‘adik- adik’ Yesus
  • Yoh 19:26-27: Sebelum wafat-Nya, Yesus mempercayakan Maria ibu-Nya kepada rasul Yohanes, karena Ia tidak mempunyai adik- adik/ saudara kandung.
Dari hal ini disimpulkan bahwa Kristen Katolik maupun Kristen Protestan sama-sama mengakui bahwa Bunda Maria adalah tetap seorang perawan sampai Maria diangkat ke surga,dalam kemuliaan anak-Nya yang tunggal ( Dalam Iman Katolik dan juga iman Protestan ).Jadi yang Protestan tetap mengakui koq bahwa Bunda Maria adalah seorang yang kudus,seperti apa yang Martin Luther ( Pendiri gereja Protestan ) berkata juga dalam khotbah-khotbahnya bahwa :
1.“Seseorang harus menghormati Maria sesuai dengan yang diharapkannya dan seperti yang dinyatakannya di dalam Kidung Magniicat. Ia memuliakan Tuhan untuk segala perbuatan-Nya. Lalu bagaimana kita dapat memujinya? Penghormatan yang benar kepada Maria adalah penghormatan kepada Tuhan, pujian kepada rahmat Tuhan …. Maria dari dirinya sendiri adalah bukan siapa-siapa tetapi demi Kristus …. Maria tidak mengharapkan agar kita datang kepadanya, tetapi melalui dia [kita datang] kepada Tuhan.” (Penjelasan tentang Magnificat, 1521).
2.“Adalah sebuah penghiburan dan kebaikan Allah yang sangat berlimpah, bahwa manusia dapat bersuka ria dalam hal kekayaan [rohani] ini. Maria adalah ibunya, Kristus adalah Saudaranya, dan Tuhan adalah Bapanya. (Sermon, Natal, 1522) Maria adalah Bunda Kristus, dan Bunda semua dari kita, meskipun hanya Kristus sendiri yang beristirahat di lututnya…. Jika Ia [Kristus] adalah milik kita, maka kita harus berada di dalam keadaan-Nya’; di manapun Ia berada kitapun berada, dan semua yang menjadi milik-Nya adalah milik kita juga, dan ibu-Nya juga menjadi ibu kita. (Sermon, Natal, 1529).Yuk kita juga kenali iman kita,supaya iman kita juga semakin bertumbuh.
Kiranya Artikel ini memberkati ! Yuk mari kenali imanmu ! Selamat bulan Maria bagi umat Katolik..yang Katolik ayo rajin rosario...Hahaha ! Soli Deo Gloria !

Artikel ini diambil dari berbagai sumber seperti :
www.Katolikitas.org
www.churchpop.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pancasila ? Alkitabiah kah ?

God Is On The Move !

Kamis putih melayani,sakramentum,hidup taat !